Iseng-Iseng Berhadiah

16.02
NB: sebelum memulai membaca, mohon maaf apabila banyak kata-kata yang kurang tepat atau kurang berkenan dikarenakan ilmu saya yang sedikit ini.

Bismillahirrahmanirrahim 

Tulisan kali ini akan dimulai dengan sebuah pertanyaan:
Manusia hidup di dunia itu untuk apa?
Jelas, tujuan manusia hidup itu hanya satu. Yap, hanya satu.

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56) 

Sekarang saya ingin menyampaikan sedikit ilustrasi singkat saja, dari hasil berbagai buku yang sedang dan sudah saya baca. 

Sebenarnya kalau mau kita berpikir dan menelaah sedikit, saat ini diri kita sedang bekerja. Yap, sedang bekerja bahkan sedang merintis usaha. Anggaplah saat ini anda sedang bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang karyawan. Tentu setiap perusahaan memiliki atasan yang bisa kita sebut sebagai direktur utama. 


Sekarang mari kembali ke ayat Qur’an di atas. Apa tujuan manusia hidup di dunia? Ya, untuk beribadah kepada Allah SWT. Sekarang mari gabungkan pemikiran kita. Sejatinya, saat ini kita sedang bekerja di sebuah perusahaan yang dimiliki Allah SWT, sebagai seorang karyawan. Yap. Sekarang mari kita simpan mindset itu dulu di pikiran kita masing-masing. 

Sekali lagi, apa tujuan manusia hidup di dunia? Ya, untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka sebagai karyawan tetap perusahaan Allah, tugas pokok utama kita adalah beribadah. Ya. Beribadah kepada atasan kita Allah SWT. Sekarang simpan mindset bahwa kita sebagai ‘karyawan’ atau abdi dari Allah SWT, tugasnya adalah beribadah kepadaNya. Maka jam kerja kita adalah jam ibadah, dan jam ibadah kita adalah jam kerja. 

Sekarang, saya mau tanya. Siapa yang memiliki bintang-bintang di langit? Siapa yang memiliki matahari? Siapa yang memiliki dan menyediakan air yang begitu melimpah untuk kita minum? Siapa yang menyediakan beraneka ragam buah-buahan dan hewan untuk kita jadikan sebagai makanan? Jelas, Allah SWT. Artinya apa? Jelas, dia Maha Kaya. Bahkan saya berani jamin, mungkin anda juga setuju, ga ada makhlukNya yang kekayaannya melebihi dariNya. Sekarang tanam mindset tersebut di pikiran kita. Allah Maha Kaya. Sudah? Oke mari kita lanjutkan. 

Kembali pertanyaan yang sama saya ajukan. Apa tujuan manusia hidup di dunia? Ya, untuk beribadah kepada Allah SWT. Sekarang kita sudah punya mindset, bahwa kita adalah abdi Allah, jam kerja kita adalah jam ibadah kita. Maka, sekurang-kurangnya, kita akan melaksanakan pertemuan dengan Allah sebagai bos kita itu 5 kali sehari. Sekarang mari kita sedikit berilustrasi lagi. 

Semisal, anda adalah seorang karyawan, yang diajak rapat penting membahas sebuah program kerja perusahaan bersama karyawan lain, kepala bagian, dan direktur utama pada jam 12 siang. Saya tanyakan kepada anda, beranikah anda datang terlambat dari waktu yang sudah disepakati? Anda datang terlambat, dengan pakaian yang serapinya saja (ga keburu buat setrika dan sebagainya), kemudian materi belum disiapkan atau seadanya saja. Sebagian besar dari anda pasti menjawab jelas tidak berani, karena takut dipecat. Oke, mungkin saja bos besar akan tetap tersenyum dan tidak akan marah menghadapi anda yang datang terlambat karena jelas dia adalah orang yang paling semangat dalam rapat karena bertindak selaku pemimpin rapat. Tapi setidaknya anda jelas pasti malu. Malu lah, rapat bersama jajaran direksi dan karyawan lain, tapi anda tidak profesional. 

Sekarang bagaimana bila rapat dimulai jam 12, tapi anda sudah standby di ruang rapat sejak 15 menit yang lalu, dengan pakaian yang rapih dan sudah menyiapkan segala materi yang diperlukan? Kemungkinan besar, ketika bos besar datang dan melihat anda yang sudah standby duluan sebelum rapat dimulai akan menyimpan kekaguman tersendiri kepada anda. ‘Wah, ini bukan karyawan biasa nih. Belum mulai rapat dia sudah mempersiapkan segalanya dan datang lebih awal.’ Mungkin itu yang tergumam dalam benak bos besar. Mungkin pula bos besar senang karena anda mengistimewakan jadwal meeting bersama beliau. Mungkin pula, bila anda merutinkan hal-hal seperti itu, bos besar akan memandang anda sebagai karyawan spesial, dan bukan tidak mungkin anda akan mendapatkan kenaikan jabatan, juga tentu saja jelas bahwa kenaikan jabatan pun akan berakibat pada perubahan fasilitas yang diberikan. Misal anda cuma dikasih motor matic biasa buat kendaraan ke kantor. Karena anda rajin dan selalu mempersiapkan segalanya saat rapat, bisa saja anda akan naik pangkat dan besok ganti kendaraan jadi mobil Mercy. 

Oke, sebagian dari anda mungkin sudah menangkap apa maksud ilustrasi diatas. Yap, begitu pula pertemuan kita dengan Allah SWT dalam minimal 5 shalat fardhu kita. Itulah meeting kita dengan bos besar kita selaku pemilik perusahaan. Saya tanyakan kepada teman-teman, adakah yang mau hidup kita di dunia ini selalu penuh keterbatasan? Siapa yang kepengen masuk surga? Jelas jawabannya sama, semua ingin dunia ini penuh keberlimpahan dan pengen masuk surga. Yok merenung lagi. Sudahkah kita mengistimewakan jam meeting kita bersama Allah SWT? Kalau belum, ya maaf, mungkin keterbatasan yang sering kita jumpai itu sebenarnya berawal dari diri kita sendiri. Shalat diakhir-akhirkan, atau bahkan diabaikan. Kepengen biar urusannya lancar. Tapi datang meeting sama Allah-nya jarang. Hmm... Padahal Allah sebagai bos besar kita itu merupakan bos terbaik sepanjang sejarah yang pernah kita kenal. Asal datang meeting, apalagi tepat waktu, kita mau ngomong minta apa aja pasti dikasih. Pasti. Dia udah janji kok. Ar- Rahman dan Ar-Rahiim adalah sifatNya. Emang Allah seperti kita, yang janji belum tentu ditepati? Jelas tidak. Maka mari tanamkan mindset bahwa waktu meeting 5 hari sekali kita dengan Allah selaku bos besar kita harus dijadikan waktu yang istimewa dan spesial, agar Allah SWT juga menganggap kita karyawanNya yang spesial. Dengan begitu, segala permintaan kita akan lebih mudah dikabulkan karena kita sudah mendapatkan perhatianNya. Wah, logika kasarnya, kalau udah kaya gini, mau minta apa aja pasti dikasih! Lah kan tadi di awal sudah dijelaskan, bahwa Allah Maha Kaya. Minta aja sekalian dunia sama akhirat. Jangan nanggung-nanggung. 


Sekarang semisal anda sebagai karyawan, diminta untuk bekerja lebih saat jam pagi, sekitar jam 8-11, sekitar 10-20 menit untuk mengerjakan sebuah proker, padahal saat itu anda sedang ada pekerjaan yang lain. Namun, bos menjanjikan bonus yang besar bila anda bersedia meluangkan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengerjakan hal tersebut. Bonus yang mungkin bisa nambahin uang gaji anda sekitar setengah kalinya atau mungkin lebih. Akankah anda mengambilnya? Saya yakin sih meski mungkin awalnya menggerutu, tapi sebagian besar dari anda akan mengambil proyek tersebut. Lumayan lah nambahin uang bulanan. Nah kalau yang tadi diatas itu adalah logika Shalat Dhuha. Karyawan yang berani ambil ‘risiko’ mengerjakan proyek di kala waktu tersebut, jelas dapat bonus. Dan ingat mas-mas mba-mba, bonusnya dari Allah SWT. Jelas bonus pake plus-plus. Seperti itu, dan yakinlah, Allah akan menepati janjiNya kepada siapa-siapa yang shalat Dhuha. 

 "Allah ta`ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada siang harinya" (HR Tirmidzi). 

Bahkan dalam hadits lain, semakin banyak jumlah rakaat yang kita lakukan untuk shalat Dhuha, bonus nya juga semakin besar. 6 rakaat, kita akan dicukupkan kebutuhan pada hari itu, hingga 12 rakaat dimana hadiah besarnya adalah istana di surga. Subhanallah sob. Maka buat kamu yang pingin tiap harinya selalu lancar jaya, rutinkan Shalat Dhuha. Yakin deh, yang ujian hari itu bakal dilulusin, yang lagi menuntut ilmu hari itu bakal dilancarkan dan dibuat otaknya gampang untuk memahami, yang lagi gawe dan ngejar target bakal dipenuhi atau bahkan dilebihkan oleh Allah SWT, yang lagi sakit akan dikuatkan untuk menjalani harinya, pokoknya semuanya deh. Selain itu Dhuha juga waktu yg sangat pas untuk berdoa. Berarti tanam di mindset kita, dhuha ini waktu meeting bonus yang berharga dengan bos besar dan kalau bisa jangan sampai kelewatan! 

Kemudian, lain waktu, bos besar menelepon anda jam 3 pagi. Meminta anda mengerjakan sebuah proyek yang memakan waktu paling sebentar sekitar 5-10 menit, dan anda harus mengerjakan proyek tersebut jam 3 pagi juga. Imbalannya, karena termasuk kerja lembur, bos bakal ngasih bonus jauh lebih banyak dari waktu kerja biasa. Selain itu, karena yang lembur di dini hari itu jarang, maka bos bakal ngasih tunjangan lain yang terserah anda mau minta apa. Beuh! Apakah anda akan ambil kalau bos menawari hal tersebut? Ya, meski awalnya marah-marah karena ganggu waktu tidur, jelas kemungkinan besar anda ambil. Siapa tahu habis ini bos jadi respek sama saya dan mau naikin pangkat saya. Hehehe. 

Itu logika sederhananya Tahajjud. Berat emang, lagi tidur asik-asik, dipanggil kerja. Ya tapi ada bonus sederet kaya kereta buat yang mau kerja di waktu-waktu tersebut. Beuh luar biasa kan? Apapun dikabulkan! Apapun sob. Lah Allah sudah janji, masa dia mau ingkar? Nah, sekarang saya mau tanya lagi sebelum mengakhiri diskusi dengan bahasa ‘aneh’ ini. Apakah anda punya cita-cita? Apa? Jelas saya yakin kalian akan menjawab lebih dari 1 jawaban. Mungkin 10, atau mungkin seratus, atau lebih dari itu. Jelas, anda juga kepingin semua terwujud. Ada satu jalan yang sayangnya banyak orang jarang memilih jalan tersebut karena terlalu terkekang oleh logika otak kiri yang berpikir rasionalis, serba angka dan terhitung, sehingga pandangan akan terlihat sempit. Yaitu jalan ibadah. Begini sob. Ketika seorang karyawan bekerja di sebuah perusahaan, ia rajin datang rapat rutin bahkan udah siap di awal waktu, rajin juga ambil jatah pekerjaan bonus di pagi hari dan rajin lembur biar target perusahaan tercapai, jelas pimpinan akan memandang dia sebagai ‘karyawan kesayangan’. Bahkan bisa-bisa karyawan tersebut naik pangkat, mungkin jadi kepala bagian, mungkin manajer cabang. Jelas ketika naik jabatan, fasilitas pun akan diistimewakan, kesejahteraan meningkat. Itu jelas dan benar-benar jelas! 

Analogikan paragraf diatas adalah jalan ibadah. Ketika kita semua istiqomah mengamalkan amalan diatas, dan senantiasa usaha dan tawakkal kepadaNya, percepatan kesuksesan akan kita rasakan. Betul-betul dirasakan! Bukankah dunia ini milik Allah? Seisi duniaNya adalah milik Allah? Tentu, amat amat sangat mudah untuknya membuat IPK anda jadi cumlaude, membuat anda jadi lebih kaya, membuat anda jadi ini dan itu, sangat mudah! Lah, dia menerbitkan matahari dari arah barat dan menenggelamkannya di timur saja bisa, apalagi untuk urusan kecil-kecil kaya gitu. Gampang. Bahkan jangan lupa sob, dia juga yang memiliki akhirat! Maka minta juga kepengen masuk surga! Jangan tanggung-tanggung sob. Asal amalan di atas bisa kalian istiqomahkan. 

Ya segitu saja tulisan seadanya dari saya. O ya, tulisan ini terinspirasi dari buku-buku karya Yusuf Mansur, Ippho Santosa, tausiyah2 harian, serta diskusi saya dgn teman2 saya, mas Radiet, Faidh, dan semuanya. Akhirul kalam, Wassalamu alaikum wr wb.



Note: Judul di atas tidak ada hubungannya dengan tulisan dibawah ini. Haha. Semoga bermanfaat :)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

6 comments

Write comments
fkunsoed 2011
AUTHOR
3 Desember 2013 pukul 17.12 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
3 Desember 2013 pukul 17.14 delete

wah wah, ternyata mas Hafidh blogger juga. keren mas tulisannya (y)

Reply
avatar
drwriter
AUTHOR
3 Desember 2013 pukul 21.22 delete

sedang aktif lagi ais, ada project nih, sekalian~ hehee
ya sama2 :D

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
3 Desember 2013 pukul 23.34 delete

sip, keren nih :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
4 Desember 2013 pukul 04.07 delete

Alhamdulillah masih bisa menjalankan Dhuha dan sholat wajibnya sampai umur saat ini :')

Reply
avatar
drwriter
AUTHOR
4 Desember 2013 pukul 16.05 delete

alhamdulillah, yuh saling mengingatkan satu sama lain :D semangatt~

Reply
avatar

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon