Dunia Jubah Putih

08.50 2
"Dunia jubah putih"

Dulu waktu kecil, setiap berkunjung ke rumah sakit, saya sering terkagum melihat sosok seorang yang memakai jubah putih, berjalan di lorong rumah sakit dengan stetoskop yang terkalung di lehernya. Di dada kirinya, sebuah name tag bertuliskan 'dokter'.

Jika melihat saya yang sekarang, saya tidak percaya kalau saya sedang berproses untuk berada dalam posisi tersebut. Dari sebelumnya yang sama sekali tidak tahu tentang dunia kedokteran, sampai sekarang yang kelihatannya tahu banyak tapi sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sebelumnya. Namun, tetap dipanggil dokter oleh mereka yang berbaring di ranjang-ranjang itu.

Maafkanlah karena saya tidak bermodal apa-apa dalam mengarungi dunia ini. Bahkan sekedar modal motivasi.
Maafkanlah karena saya belum bisa maksimal dan fokus di setiap pekerjaan saya.

Terima kasih untuk Tuhan yang memilih saya berjalan di dunia ini, dunia manusia berjubah putih. Sebuah anugerah sekaligus ujian untuk saya.

Terima kasih untuk dunia ini, dunia jubah putih, yang mengajarkan bahwa kematian itu amatlah dekat. Bahwa kematian itu sangat amanah dan tidak pernah lalai menjalankan tugasnya. Tidak pernah salah orang, tidak pernah terlambat sedetikpun, dan tidak pernah pandang bulu. Sementara, saya yang pasti akan bertemu dengannya, justru menjadi kebalikan darinya.

Dunia yang mengajarkan bahwa rekan adalah sahabat. Karena tidak mungkin tugas-tugas ini selesai dan perjuangan ini terasa lebih mudah tanpa mereka. Bahkan, mungkin saya tidak berperan apa-apa.

Dunia yang mengajarkan bahwa diatas langit masih ada langit. Dokter-dokter yang menurut saya sudah luar biasa dari ilmu dan tekniknya, tetap mau belajar dan terus belajar dari siapapun, bahkan dari juniornya sendiri, untuk kepentingan yang terbaik bagi pasien.

Dunia yang mengajarkan bahwa ilmu bisa dari siapa saja. Pasien adalah guru terbaik bagi kami. Bahkan, banyak hal diluar ilmu medis yang bisa kami dapatkan. Ada pasien yang selalu tersenyum saat dikunjungi untuk pemeriksaan pagi, padahal penyakitnya tidak bisa dibilang ringan. Pasien yang ditangannya terkalung tasbih, dan khidmat menyebut nama-Nya.

Dunia yang mengajarkan saya bahwa manusia tidak memiliki kuasa apapun di dunia ini. Hanyalah Allah yang Maha Berkehendak. Dunia yang mengajarkan bahwa apapun yang terjadi merupakan hal yang terbaik dariNya berdasarkan kesungguhan usaha dan doa hambaNya.

Dunia yang mengajarkan bahwa setiap masalah selalu diciptakan dengan jalan keluarnya, selama masih mau berusaha. Bahkan, hasil yang menurut kita terburuk, bisa jadi adalah hasil yang terbaik di kemudian hari.

Maafkanlah bahwa saya terlalu banyak mengeluh akan lelahnya dunia ini, tanpa mensyukuri bahwa banyak sekali hal yang saya dapatkan di dunia ini.

Semoga Allah SWT selalu membimbing saya dan rekan-rekan lain.



"Dengan penuh harap dan doa yang terbaik untuk segenap rekan-rekan, adik-adik, dan kakak-kakak saya, dokter-dokter hebat yang menjadi guru terbaik saya, pasien-pasien yang bahkan tidak pernah bisa saya hafal... Terima kasih"

Purwokerto, 16 Februari 2015

Buliran Kata #8

06.58 1
Assalamu alaikum
Sepertinya saya masih belum bisa konsisten untuk menulis, sehingga baru sekarang bisa kembali menulis di blog.

Setelah mendapatkan suntikan masukan dari teman-teman penulis dari ‘Pengusaha Kampus Writepreuneur’, saya jadi gatal untuk kembali menulis. Minimal, sekarang berlatih merutinkan dulu... semoga karya besar bisa segera selesai. Amiin :)


Oke, sebagai pembuka, saya akan berbagi lagi kata-kata dari status medsos saya. Kali ini, temanya lebih banyak tentang perenungan. Tanpa panjang lebar, silakan membaca. Semoga menginspirasi.


¢¢¢