Buliran Kata #8

06.58
Assalamu alaikum
Sepertinya saya masih belum bisa konsisten untuk menulis, sehingga baru sekarang bisa kembali menulis di blog.

Setelah mendapatkan suntikan masukan dari teman-teman penulis dari ‘Pengusaha Kampus Writepreuneur’, saya jadi gatal untuk kembali menulis. Minimal, sekarang berlatih merutinkan dulu... semoga karya besar bisa segera selesai. Amiin :)


Oke, sebagai pembuka, saya akan berbagi lagi kata-kata dari status medsos saya. Kali ini, temanya lebih banyak tentang perenungan. Tanpa panjang lebar, silakan membaca. Semoga menginspirasi.


¢¢¢



Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yg terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983.
Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yg menyampaikan:

"Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??"

Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab:

Lima puluh juta anak mulai bermain tenis,
Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,
Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional,
Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen,
Lima ribu mencapai Grand Slam,
Lima puluh mencapai Wimbledon,
Empat mencapai semifinal,
Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"

Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"

Kebahagiaan membuatmu tetap manis.
Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia.
Kegagalan membuatmu tetap rendah hati.
Kesuksesan membuatmu tetap berpijar.
Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah.

Layak dibagikan:
Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu.
Anak kecil di ladamg memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah.

Begitulah hidup.
Nikmatilah hidupmu.

Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan.
Tapi? Hanya anak2 miskinlah yg melakukannya.

Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan.
Tapi? Hanya mereka yg hidup sederhana yg bisa tidur nyenyak.

Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yg terbaik.

Hiduplah sederhana
Berjalanlah dengan rendah hati.
Dan mencintailah dengan tulus.


¢¢¢

Ini sudah 2015...
Merasa diri masih begitu jauh dari target, dan progresivitas perkembangannya terlalu lamban..

Terlalu banyak bermain, terlalu banyak tidur, terlalu banyak memilih menghabiskan waktu dengan hura-hura... sehingga saat berhadapan dengan tugas dan usaha, lelah atau waktu yang tersisa tinggal sedikit.
Jadinya, malah diri sendiri yang mempersulit keadaan.

Usia sudah kepala 2, penghasilan masih segitu-segitu aja, belum punya pekerjaan atau karya yang berkelanjutan... Padahal, ini sudah 2015.. dan banyak sekali hal yang harus dilakukan di masa mendatang, sementara syarat-syarat utama seperti penghasilan tetap, dan pembeda tetap, belum dimiliki...

Harus lebih banyak bangun daripada 'tidur'.. baik tidur secara harfiah atau tidur terlena buaian duniawi. Harus lebih keras dengan diri sendiri.

Sebenarnya, waktu luang yang bisa dimanfaatkan itu selalu ada. Hanya saja kadang dibuat tidak ada oleh kebodohan diri sendiri.

Semoga 2015 dapat berakhir dengan jauh lebih baik...


¢¢¢


'Kalau anda terus menolak untuk berubah, mengapa anda membenci keadaan dimana anda berada sekarang? Berapa lama lagi anda akan mempertahankan sikap dan kebiasaan lama yang selama ini mempersulit anda?'


¢¢¢


'Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan' (Imam Syafi'i)
Nasihat yang menohok.

¢¢¢


Siapa kita?

Umar bin Khattab rela menghibahkan seluruh kebunnya saat ia tertinggal shalat berjamaah di masjid karena mengurusi kebunnya.
Imam Syafi'i rela menempuh jarak ribuan kilometer dengan perjalanan darat dalam waktu puluhan hari untuk menimba ilmu. Beliau sangat cerdas dan merupakan ulama yg masyhur, dan beliau tetap rendah hati dan merasa masih perlu banyak belajar.
Rasulullah SAW sudah pasti masuk surga tanpa dihisab, tetapi selalu giat dalam beribadah.

Kita?

Berapa banyak waktu yang terhabiskan dengan kesia-siaan?
Berapa banyak aktivitas yang kita jalani tanpa niat untuk beribadah?
Berapa sering kita mengeluh dalam menuntut ilmu?

Kalau saya ditanya seperti itu, saya juga tidak bisa menjawabnya. Ampunilah hati ini yang sudah terlalu keras, malas, dan terikat dengan dunia.
Semoga nurMu masih setia membimbing kami. Amiin...

¢¢¢

Hargailah hidupmu karena hidup cuma sekali. Ingat, hanya sekali.
Silahkan memilih menghabiskan waktu dan hartamu untuk bersenang-senang atau untuk menempa diri dan beramal kebaikan.
Kesempatanmu untuk menabung demi akhirat pun hanya kali ini. Dan, entah kapan kau akan menyelesaikan perjalananmu di dunia ini pun tiada yang tahu.

¢¢¢


“Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu."
*Novel "RINDU", Tere Liye

¢¢¢

Orang-orang yang sudah divonis dokter atau divonis hukum hanya dapat hidup beberapa bulan lagi, tentu dia akan merenung dalam dan banyak-banyak beribadah...

Padahal, kita sendiri sudah divonis mati sejak sebelum lahir di dalam Lauhul Mahfuz, dan bahkan kita tidak tahu kapan waktu tersebut tiba. Bisa tahunan, bisa bulan, bahkan mungkin hari atau detik. Lalu, mengapa ibadah kita tidak sekencang mereka?

(merenung saat dapat bacaan seperti ini)


¢¢¢


Tanyakanlah kepada orangtua kita, bagaimana mereka hidup dan berjuang saat zaman muda dahulu sebelum mereka seperti sekarang. 
Setelah mengetahuinya, barulah kita sadar bahwa perjuangan kita saat ini dengan teknologi canggih dan serba ada mungkin tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan zaman muda mereka dahulu.

¢¢¢

Ketika anda sudah memulai, dan di tengah jalan (atau mungkin mendekati akhir perjalanan) anda bertemu dengan hal yang tidak anda sukai, ada opsi yang bisa dipilih:

1. Mundur dan berpindah jalur, tapi anda memulai lagi dari nol;
2. Maju terus apapun yang terjadi

Karena saya sudah memulai, maka harus saya selesaikan semua ini, meski banyak hal yang tidak saya sukai, meski banyak hal yang membatasi, karena itulah yang membuat saya kuat, membuat saya paham bahwa hal-hal baik kadang wujudnya tidak dalam bentuk yang kita sukai.





Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Unknown
AUTHOR
16 Februari 2015 pukul 07.37 delete

Such a cool post! "Kenapa (harus) saya?" Asli bikin hati geregetan. Bener juga ya .__.

Reply
avatar

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon