Saya penggemar musik. Ratusan, bahkan mungkin ribuan lagu sudah
saya dengar. Dari lagu mainstream
yang sedang digandrungi, sampai beberapa kecil yang tak banyak diketahui orang
lain.
Laiknya karya lainnya, tema yang sering diangkat dan
dibawakan dalam sebuah lagu tentu saja tentang
cinta. Dari yang menye-menye, mendayu-dayu, manis, menggelora, sampai yang
terlalu vulgar.
Sejujurnya, sebagai penikmat musik, saya termasuk yang jenuh
melihat genre EDM (Electronic Dance Music)
sedang happening banget saat ini. Bagi
saya, musik digital takkan pernah lebih baik dari musik orisinal asli suara
instrumen. Dari skill, tempo, harmonisasi, kualitas vokal, termasuk salah satu hal
yang paling krusial, kedalaman lirik. EDM lebih banyak menonjolkan sisi easy listening, dan melupakan semua
konten itu.
Oke, lupakan EDM.
Saya ingin bercerita bahwa beberapa bulan terakhir ini saya
sedang amat tertarik kepada beberapa musisi berkelas.
Di tengah gempuran pasar pendengar yang hanya mementingkan hiburan semata, kehadiran mereka jadi sebuah oase sejuk bagi penikmat musik yang jenuh dengan tren masa kini seperti saya (dan mungkin juga teman-teman sekalian). Apalagi, buat orang yang demen menulis seperti saya... Jelas masalah lirik takkan saya abaikan begitu saja.
Berkelas karena mereka hadir di atas panggung, di depan layar kaca dan ponsel, bukan hanya untuk sekedar menghibur. Tetapi juga untuk membangun generasi dan menebar inspirasi.
Di tengah gempuran pasar pendengar yang hanya mementingkan hiburan semata, kehadiran mereka jadi sebuah oase sejuk bagi penikmat musik yang jenuh dengan tren masa kini seperti saya (dan mungkin juga teman-teman sekalian). Apalagi, buat orang yang demen menulis seperti saya... Jelas masalah lirik takkan saya abaikan begitu saja.
Dalam tulisan ini, saya akan membagikan beberapa grup musik
berkualitas dari segi lirik (dan tentu saja musiknya), yang bisa jadi referensi
teman-teman untuk membuat tulisan. Mungkin semacam puisi, prosa, atau sekedar
buat dikutip untuk di posting ke
medsos, dikirim ke si doi, orangtua, maupaun orang-orang spesial di sekitar
kalian.
Mengingat mungkin beberapa readers di sini bukan penggemar musik, maka saya takkan banyak membahas teknis maupun sejarah asal-usul grup musiknya.
Mengingat mungkin beberapa readers di sini bukan penggemar musik, maka saya takkan banyak membahas teknis maupun sejarah asal-usul grup musiknya.
NB: Biar lebih asyik,
saat saya pinta teman-teman dengarkan lagunya, coba langsung putar dan mainkan!
1. LETTO
Ada
yang nggak tahu band ini? Band yang vokalisnya adalah Noe, anak dari salah satu
cendekiawan besar Indonesia, Cak Nun, ini memang terkenal sekali dengan
kekuatan liriknya yang puitis dan romantis. Ladies
pasti banyak yang demen sama lagu-lagu Letto saking manisnya lirik dan
musiknya.
Tapi,
sesungguhnya bila ditelisik lagi, hampir
(bahkan kata saya sih, semua) semua lirik lagu Letto ternyata tak hanya
berbicara cinta, cinta, dan cinta. Bahkan jauh lebih dalam dari itu. Mereka
berbicara tentang Tuhan.
Coba
dengarkan salah satu lagu mereka yang paling hits, Sandaran Hati.
Teringat ku teringat, pada janji-Mu ku terikat
Hanya sekejap ku berdiri, kulakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli, siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti, jika Kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati
Bagi
saya, lirik itu jauh lebih dalam bila hanya mengingatkan kita kepada janji
dengan seorang terkasih. Bahkan digambarkan dalam sepotong lirik bagian refrain di atas, sedihku ini tak ada arti, jika Kaulah sandaran hati. Memang, hanya
Tuhan yang mampu menghapus sedih tanpa kecuali.
Lagi,
dengarkan lagu mereka yang cukup hits juga, Lubang di Hati
Kubuka mata dan kulihat dunia
Tlah kuterima anugerah cintaNya
Tak pernah aku menyesali yang kupunya
Tapi kusadari ada lubang dalam hati
Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati
Apakah itu kamu
apakah itu dia
Selama ini kucari tanpa henti
Apakah itu cinta
apakah itu cita
Yang mampu melengkapi
lubang didalam hati
Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi kusadari bukan itu yang kucari
Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan kuyakin,
Kau tak ingin aku berhenti
Secara
tersirat, lirik di atas mengisahkan seorang menyadari bahwa apa yang selama ini
ia kejar dan cari, bukanlah sesuatu yang ia butuhkan. Persepsi yang
mendengarnya bisa berbeda-beda. Tapi bagi saya, sosok ini akhirnya menyadari
bahwa dunia bukanlah obat dari kehampaan hatinya.
Masih
banyak karya Noe cs. yang memiliki kekuatan lirik tak kalah dalam. Bisa eksplor
sendiri ya, gengs. Ini band terkenal, video klipnya udah banyak banget. Bahkan
ada album The Best of –nya.
Pertama mendengar nama band ini,
pasti banyak yang mengerutkan dahi. Namanya
aneh banget... Saya juga sama, kok. Tapi, setelah saya mendengar lagu-lagu
mereka. Luar biasa! Paduan nuansa akustik dengan lirik puitis yang amat-amat
dalam yang mereka buat adalah salah satu hasil karya kelas wahid. Mereka lebih
banyak menyampaikan pesan sosial dan moral dalam lagu-lagunya. Meski ada juga
satu dua lagu bertema cinta. Tapi, tentu saja tak mendayu dan cengeng.
Salah satu lagu favorit saya dari
band ini adalah Gurat Asa. Liriknya,
mak nyos!
Melangkah menggengam kerinduan
Kelana jalan panjang dunia
Jubah tlah lama ku tanggalkanRiang dan sunyi aku telanjang
Seratus jurang tlah kujatuhi
Ditikam badai hujan belati
Seribu duka tlah ku tangisi
Ragam cerita kusudahi
Kuyakin lelah kan berpulang
Dimana tangan membentang
Mengembara mencari jalan pulang
Mendaki rintangan
Tapi ku takkan tumbang!
Masih ku kobarkan cinta!
Pada Hidup, Pada Waktu, Tak Berujung Padamu
Juara liriknya. Dari tiap akhir baris yang berima, dari
pilihan diksi yang tak ribet serta mudah dipahami, juga artinya. Tersirat dalam
lirik di atas, bahwa tak ada lelah yang tak berbalas. Hanya perlu kesabaran
mendaki rintangan. Luka yang tak membuat kita mati, hanya akan membuat kita
sebagai manusia, menjadi tumbuh lebih kuat dan hebat. #ceilah~
Masih ada beberapa lagu DDH yang bisa didengarkan,
seperti Lagu Cinta, Tentang Rumahku,
Pelangi, Hiduplah Hari Ini
3. BANDA NEIRA
Mari telisik dan dengarkan salah satu lagu favorit saya
dari band ini, Yang Patah Tumbuh, Yang
Hilang Berganti
Jatuh dan tersungkur di tanah aku
Berselimut debu sekujur tubuhku
Panas dan menyengatRebah dan berkarat
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Sederhana, berbobot, tegas menyampaikan bahwa dalam kesulitan, pasti akan ada kemudahan.
Lanjut ke lagu berikutnya, lagu yang menurut saya one of their most deepest song. Bikin
merinding dari segi musik dan liriknya. Lagu cinta yang berkelas. Sampai Jadi Debu.
Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelangKau di sampingku
Ku aman ada bersama mu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Hampir semua lagu Banda Neira bergenre folk accoustic yang memainkan kekuatan
karakter vokal Rara Sekar dan musik syahdu tapi jauh dari kesan cengeng dan
menye-menye. Teman-teman bisa cek lagu lainnya seperti Hujan di Mimpi, Esok Pasti Jumpa, Langit dan Laut, Di
4. TULUS
Perlukah introduksi untuk solois yang ini? Saya rasa tidak. Bagi saya, Tulus adalah salah satu musisi jazz (atau beberapa ada yang bilang pop) yang cerdas. Membuat lagu sendiri. Dari aransemen hingga liriknya. Salah satu lagu favorit saya, yang juga saat ini sedang hits di manapun, dengarkan... Monokrom.
Lembaran foto hitam putihAku coba ingat lagiWarna bajumu kala ituKali pertama di hidupkuManusia lain memelukku
Lembaran foto hitam putihAku coba ingat lagiWangi rumah di sore ituKue coklat balon warna warniPesta hari ulang tahunku
Dimanapun kalian beradaKu kirimkan terima kasihUntuk warna dalam hidupkuDan banyak kenangan indahKau melukis aku
Ah, bikin
saya mewek. Ingat ibu bapak di rumah. Huuhuhuhuhuhuhu.... Masih banyak lagu Tulus yang hits. Bisa
teman-teman eksplor sendiri, ya. Terkenal di Youtube dan manapun, kok. Hahaha.
5. FIERSA BESARI
Solois yang kerap disapa ‘Bung’ ini memang jago banget buat prosa liris dan puisi. Lebih jago lagi, karena berhasil menyanyikannya dengan ciamik. Kebanyakan lagu Bung masih bercerita tentang cinta. Tapi, aduhai.... bisa baper kalau dengar dia nyanyi. Contoh, salah satu lagu favorit saya, yang juga merupakan original soundtrack buku best seller hasil karyanya, Garis Waktu.
Kenangan memburai bersama wangimu Yang singgah dikala hujan Tawa dan tangisan yang kita lalui Kini sebatas sejarah
Kau yang terbaik, kau yang terindah Kau yang mengajari arti jatuh hati Kau beri harap lalu kau pergi Garis waktu takkan mampu menghapusmu
Lebih saik lagi pas deklamasi puisinya:
Ketika kesetiaan menjadi barang mahal Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap Ego siapa yg sedang kita beri makan?
Entah Aku marah bukan berarti tak peduli Aku diam bukan berarti tak memerhatikan Dan aku hilang bukan berarti tak ingin dicari
Akhir-akhir ini, mungkin karena terbawa tulisan Bung
yang apik di buku ‘Garis Waktu’, saya sering mendengarkan lagu-lagunya. Hingga Napas ini Habis, Konspirasi Alam Semesta,
April, Garis Terdepan, Kamu, adalah beberapa judul yang bisa teman-teman
dengarkan.
Okay, sebenarnya masih banyak sekali
band yang berkualitas dari segi liris dan musik. Akan saya lanjut di postingan
selanjutnya. Semoga beberapa band di atas bisa menjadi referensi kawan-kawan
untuk mengisi playlist di ponsel,
maupun untuk gudang inspirasi dalam menulis.
Thanks
for reading!
3 comments
Write commentsyang bagiannya Banda Neira kayaknya ada yang lupa dihapus tuh mas, wkwk
ReplyLetto dan Tulus ..............
ReplyKeren dalam menyampaikan pesan-pesan dan ungkapan kata"
wah iya wkwkwkwkwk
ReplyTerima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon