#Day 6: I'm Scared with...

06.08
Bismillahirrahmanirrahiim~
Assalamu alaikum!!

Selamat pagi-siang-sore-malam teman2 blogger dan pembaca~ Kembali, sudah lama sejak terakhir saya aktif blogging lagi. Kali ini, beberapa hari terakhir saya sedang mengurusi stand Takoyaki baru saya bersama kawan saya, yaitu TakoChan yang Alhamdulillah sudah launching dari Senin kemarin. Alhamdulillah lagi, responsnya sangat positif. Bahkan luar biasa. Melebihi ekspektasi saya dan teman saya selaku pemilik ide usaha ini. Sampai-sampai kami harus membeli penggorengan baru saking ramenya pelanggan. Alhamdulillah, rerata jumlah porsi yang terjual sampai 50 porsi dalam satu malam. Malah hari ketiga menembus 70 porsi. Mohon doanya agar bisa tetap survive dan jalan terus.. Amiin. Tujuan saya dan teman saya membuka usaha ini agar kami bisa secepatnya mandiri dalam masalah finansial, sehingga perlahan bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orangtua tentang masalah uang. Sekalian juga membangun jiwa wirausaha, karena prinsip saya, meski saya seorang dokter (dan kata orang-orang di luar sana, jadi dokter gampang kayanya, padahal kalau saya mau jujur dan cerita, sama sekali salah kalau kalian masuk Fakultas Kedokteran pengen jadi orang kaya) saya sebisa mungkin TIDAK INGIN 'MEMANFAATKAN' PASIEN SAYA SEBAGAI LADANG UANG saya. Tujuan utama jadi dokter hanya membantu kesembuhan dan mencegah masyarakat biar tidak sakit. Uang itu bonus dari Tuhan. 



Sepertinya tulisan diatas sudah terlalu jauh dari judulnya. Lanjut ke topik aslinya, hal-hal yang saya takutkan. 
Saat mau menulis ini (sebenarnya sudah dari kemarin), saya bingung mau menuliskan apa. Bukan saya tidak takut apapun, lebih karena bingung mendeksripsikannya. Namun, saya coba tuliskan hal-hal yang setidaknya bisa membuat saya takut setengah mati.

1. Gagal Lulus Ujian
Bagi saya, gagal lulus ujian merupakan hal yang saya takuti saat menghadapi ujian di Fak. Kedokteran. Meskipun akan ada ujian perbaikan sekali sebelum dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang, tetap saja gagal lulus ujian itu benar-benar menakutkan. Why? Sebelumnya akan saya ceritakan dulu bagaimana proses assesment ujian di Kedokteran, khususnya di kampus saya.

Jadi, sistem kuliah di Kedokteran kampus saya itu bukan sistem kuliah SKS seperti teman-teman fakultas lain. Kami memakai sistem paket atau blok, terintegrasi antar materi sesuai dengan sistem tubuh. Kalau lagi belajar jantung, ya belajar dari bagaimana letak dan bentuk jantung, bagaimana cara kerja jantung yang normal (mulai dari hal molekuler seperti serangkaian proses biokimia yang terjadi, sel-sel, jaringan, hingga keseluruhan organ itu sendiri), jenis-jenis kelainan jantung hingga terapi setiap penyakit. Ujiannya cukup banyak, terbagi dari ujian tulis, ujian OSCE (semacam ujian keterampilan skill dalam tanya-jawab dengan pasien, memeriksa dan menggunakan alat medis untuk pemeriksaan khusus), ujian Praktikum (kadang bisa sampai 8 lab sekaligus), dan ujian SOCA (ujian lisan, diberikan contoh kasus tertulis dan mahasiswa diminta menyelesaikan permasalahan kasus tersebut mulai dari diagnosis penyakit hingga pemeriksaan dan terapi yang diperlukan). 

Yang bikin takut, misal, setelah ujian, hasil ujian tulis kalian 67, ujian OSCE kalian 75, ujian SOCA kalian 77, ujian praktikum kalian diatas 56 (batas minimal kelulusan untuk praktikum) untuk 5 lab, tapi di 1 lab kalian mendapatkan nilai 30, dan setelah perbaikan kalian tetap tidak lulus di 1 lab tersebut, kalian bisa dianggap tidak lulus 1 BLOK, meski ujian lainnya lulus dengan nilai yang cukup baik. 

Di koas (tingkatan profesi setelah S1) tidak berbeda jauh dengan yang diceritakan diatas. Jelas tidak lulus 1 ujian saya membuat saya ngeri, karena ngulang itu capekkkkk~ Semoga saya pas Koas bisa lebih lancar dari S1 saya yang beberapa kali tersandung. Amiinn

2. Tidak Bisa Bangun Pagi 
Aahh, ini hal yang lebih tepat dikatakan sangat menyesalkan. Ketika saya tidak bisa bangun pagi (diatas jam shubuh, ya berarti kurang lebih diatas setengah 5 pagi) adalah hal yang paling mengesalkan. Soalnya, jaminan kalau saya bangun lewat shubuh, bangunnya ekstrim. Paling cepat jam 6 (tersering) dan kadang bisa jam 8 baru bangun. Kenapa saya takut kalau tidak bisa bangun pagi? Selain melewatkan kesempatan shalat Shubuh berjamaah, bagi saya pagi hari adalah hal yang sangat menyenangkan dalam melakukan hobi atau apapun yang tidak bisa atau melelahkan dilakukan di siang hari. Kalau bangun gasik, setelah shubuh-an, bisa main PES dulu sampai jam 6. Bisa baca-baca novel dulu. Bisa nulis-nulis dulu. Bisa belajar (sok rajin banget si gue). Bisa ngurusin hal-hal yang setidaknya kalau diurus di siang hari dapat menambah keletihan. Kalau udah kesiangan, apalagi diatas jam 6, blaaahhhhhh..... udaranya sudah tidak sesegar pagi pas shubuh-shubuh, semangatnya juga mengendur. Pikirannya pasti pengen makan, pengen ini, pengen itu....

Sayangnya sudah 1 minggu terakhir saya melewatkan bangun pagi ini http://eemoticons.net Pokoknya pagi ini dan seterusnya harus bisa bangun pagi lagiiiii~ 
http://eemoticons.net

3. Laptop Mengalami Gangguan
Ah, bagi saya Laptop sudah menjadi kebutuhan superprimer. Selain buat gaming, semua materi kuliah, tulisan-tulisan dan karya-karya lain (desain, lagu, gambar2, dll) ada di laptop saya. Termasuk skripsi (untung udah kelar whehehehe). Kalau nih laptop gangguan (entah hang, response rate menurun, ga bisa booting, LCD bergaris banyak, dll), saya bisa uring-uringan. Super uring-uringan. Lebih uring-uringan lagi, kalau dibawa ke tukang servis (di Purwokerto) jawabannya 'Mas, ini harus diinstall ulang' atau 'Mas, ini diganti aja LCD-nya'. Bleehhh, install ulang sama aja data-data gue di C kehapus mas brooooo... Aaaaaa... Oleh karena itu, saya lagi nabung buat beli laptop baru yang lebih tahan lama dan lebih canggih. Sekalian juga pengen beli harddisk eksternal buat back-up data laptop kalau terjadi apa-apa.


Itu adalah sebagian hal yang kadang bisa membuat saya takut, uring-uringan, cemas dan nyesel berkepanjangan... Bagaimana denganmu?

Oh ya jangan lupa vote juga yaa.. buat tema hari ke 7 :D



Jika saya menjadi ....
  
pollcode.com free polls 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
29 Desember 2013 pukul 17.41 delete

Pesan saya, berhubung Anda sebagai Dokter semoga gak ada lagi aksi mogok massal yang merugikan pasien lagi ya . Karena, tugas Dokter adalah melayani pasiennya ^^

Reply
avatar
drwriter
AUTHOR
1 Januari 2014 pukul 01.22 delete

amiin, semoga pemerintah dan para pakar hukum juga lebih memperhatikan nasib dokter, biar sama2 enak :)

Reply
avatar

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon