Buliran Kata #7

02.04
Assalamu alaikum!!

Selamat pagi-siang-sore-malam para sahabat blogger dan reader sekalian!! Sangaaattt lama sekali sudah tidak bermain disini. 1 bulan saya tidak menuliskan apapun...
Kesibukan koas bisa jadi menyita banyak waktu saya.. tetapi sebenarnya keinginan saya untuk menulis yang mulai menurun.. dan akhirnya harus memaksakan untuk mulai mengerjakan semua hal, termasuk menulis, tanpa menunggu 'mood'..
Kalau ngga, bisa mati sia-sia hari-hari saya tanpa memberikan apa-apa..

Saat ini saya sedang di stase Bedah, yang lumayan menyita waktu hehehehe

Seperti biasa, untuk memulai 'era baru' (cielaahhh) saya akan sedikit sharing kumpulan kata-kata yang sering saya tuliskan di Twitter, Path, dan terutama di Facebook. "Another part of 'Buliran Kata'". Banyak kata-kata yang merupakan tulisan-tulisan kecil saya, tapi ada juga quotes dari orang-orang terkenal. Untuk part kali ini, mungkin lebih banyak tulisan-tulisan yang bertema perenungan, karena akhir tahun kemarin, saya banyak sekali mengalami peristiwa-peristiwa yang cukup memberikan perenungan dalam untuk saya...

Akhir kata, harapan saya semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi kita semua :D
Enjoy for reading, guys!!



Bismillah untuk 2015. Lulus koas. Mandiri finansial. Rilis buku perdana. Semakin banyak menelurkan karya yg bermanfaat.

Akan datang suatu masa, dimana kau dan aku sudah tidak saling bersapa, sudah tidak saling bersua, bahkan sudah lupa seperti apa rupa dan paras kita berdua.
Tapi, ketahuilah bahwa kenangan di kala bersama, takkan pernah kulupakan, meski sejauh apapun aku telah melangkah. Bahkan, meski kau tak ingat apapun dari keping kenangan itu.
Karena, apa yang bisa disimpan dari masa lalu hanyalah kenangan dan hikmah. Dan, aku bersyukur bahwa aku sudah pernah bertemu dan menjalani waktu denganmu.
Terlepas dari bagaimana kau memandangku, aku tetap bersyukur.



Detik tidak pernah melangkah mundur
Tapi kertas putih itu selalu ada– Rangga

Waktu tidak pernah berjalan mundur

Dan hari tidak pernah terulang

Tetapi pagi selalu menawarkan cerita yang baru– Cinta


Hal yang paling penting dimasa muda adalah bekerja keras dan bersabar. Bekerja keras dan terus memperbaiki diri. Bersabar menanti hasil dan menerima segalanya dengan lapang dada. Karena, sesuatu yang terbaik selalu untuk mereka yang terbaik.


'Bila kamu tak tahan dengan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan' (Imam Syafi'i)


‘Janganlah mencari cinta yang terbaik, tapi jadilah yang terbaik untuk dicintai’ (Mario Teguh)


Campur tangan Tuhan hanya untuk orang yang sudah mengupayakan terbaik.

Banyak analogi tentang hidup. Hidup tak lebihnya seperti lembaran-lembaran kertas. Hidup tak lebihnya sebuah perjalanan. Hidup tak lebihnya sebuah kisah. Dan berbagai analogi yang lain.
Persamaan analogi itu semua adalah: semua berjalan ke depan, dan tiada yang tahu kapan berakhir. Tiada yang tahu berapa nomor halaman lembaran kertas yang terakhir. Tiada yang tahu kapan perjalanan akan berhenti. Tiada yang tahu kapan dan bagaimana kisah ini akan berakhir.
Bisa jadi ternyata lembaran itu hanya tersisa beberapa helai saja. Bisa jadi akhir perjalanan itu sungguh sudah sangat dekat. Bisa jadi kisah tersebut akan segera berakhir.
Persamaan berikutnya adalah: alur ditentukan oleh diri kita sendiri atas izinNya. Penulisnya adalah kita. Penumpangnya adalah kita. Aktornya adalah kita.
Maka, sering pertanyaan itu muncul dalam pikiran ini. Apakah saya sudah menjadi penulis, penumpang, dan aktor yang baik?



Masa lalu bukan untuk dihindari, bukan untuk dilupakan, meski sepahit apapun. Karena semakin berusaha untuk dilupakan, semakin berusaha untuk dihindarkan, ia justru akan selalu menggema dalam pikiran dan hati, membayang-bayangi setiap langkah.

Masa lalu adalah sebuah waktu saja. Simpanlah dengan istimewa sebagai pelajaran dan pijakan hidup. Masih ada jalan di depan sana. Setiap hari bisa berarti seribu hari, selama dihiasi dengan kebaikan. Apapun yang terjadi dan seburuk apa kau di masa lampaumu, tutuplah dengan berbuat baik, dan terus berbuat baik. 

Karena seperti tadi, satu harimu, bisa bernilai seratus bahkan seribu, selama kau berhias dengan kebaikan.

Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?
Apalah arti kehilangan,
ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?
Apalah arti cinta,
ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?
Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu melupakan jaraknya setipis benang saja.
(Tere Liye - Rindu)

Aku ada dalam imajinasiku
Liburku ada dalam imajinasiku
Aku bebas berlibur
Semua waktuku adalah libur dan bersenang-senang
Karena aku dalam imajinasiku

Menjadi teman yang baik adalah ketika kau bisa menerima temanmu menjadi diri sendiri dengan segala kekurangan, kelucuan dan keanehannya, mau mendengarkan temanmu mencurahkan cerita-ceritanya, mampu memberikan nasihat dan menjaga rahasianya... Kala kamu masih belum merasa cocok, bisa jadi kamu belum bisa menerima dia sebagai temanmu, bukan dia yg tidak bisa menerimamu...

’Kamu muslim? Bagaimana bisa saat panggilan itu terdengar, tidak mengetuk qalbumu? Panggilan itu, seharusnya menggugurkan semua kegiatan yang kau lakukan. 

Kafir ini boleh merajamku setelah aku salat. Mereka memaksa kita untuk memuja dewa matahari mereka. Sekarang, apakah mereka juga akan melarang kita memuja tuhan kita?’ (KH Hasyim Ashari, dalam film Sang Kyai)


Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Unknown
AUTHOR
3 Januari 2015 pukul 05.51 delete

Tulisannya bagus, tapi EYD-nya masih berantakan :)
SemangART!

Reply
avatar
drwriter
AUTHOR
3 Januari 2015 pukul 22.02 delete

terima kasih atas masukannya :) langsung saya edit

Reply
avatar

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon