Buliran Kata 4

20.09
Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu alaikum wr wb!
Selamat pagi-siang-sore-malam sobat Blogger!

Mumpung masih ada waktu menulis, saya ingin share beberapa kata-kata atau kalimat yang sempat mejeng di status Facebook atau Twitter saya. Beberapa dari kata-kata ini adalah karya sendiri, ada juga yang berasal dari quotes orang lain dari buku atau artikel yang pernah saya baca. Semoga bermanfaat!


Hidup itu ada batas idealnya, idealis itu penting, tapi ada kalanya perlu melunak. Bukan untuk mengorbankan harga diri, tapi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebiasaan baru.

Perbanyak amalan biar bisa konsisten di waktu sempit nanti. Jangan takut dengan apapun, kecuali Allah swt.


Persiapkan apa yg harus kau persiapkan, dan lakukanlah apa yang harus kau lakukan sebelum terlambat.

Jangan berkarya untuk mengincar pujian. Bagi saya, jangan membuat banyak batasan dalam berkarya. Buatlah apapun, bebaskan kreativitas, tak perlu banyak aturan dalam mengerjakan sesuatu. Aturan main pokok hanyalah karya tersebut sebisa mungkin bermanfaat dalam hal positif untuk orang banyak. Entah bermanfaat untuk membuka tabir kebenaran, menyejukkan hati yang gersang, atau sekedar menyunggingkan senyum.

Kesabaran setiap orang sejatinya sama. Yang membedakan adalah fluktuasi amarah dan nafsunya. Kesabaran tiada berbatas. Terkadang, kita sendiri yang membuat batasan kesabaran tersebut, yang sejatinya tidaklah relevan karena berasaskan amarah dan nafsu yg sangat fluktuatif.

Setiap orang ingin selalu didengarkan, namun hanya sedikit yang mau mendengarkan. jika kamu merasa tidak didengarkan, mungkin kamu tidak mau mendengarkan.

Maybe i need to act more mature instead of being so childish..


Cinta itu sering datang tiba-tiba. Maka perlu persiapan. Karena kita tak tahu kapan kesempatan itu datang. Misteri yang tetap menjadi misteri, tp bukan misteri yg ditunggu kehadirannya, melainkan misteri yang mengharuskan kita membuka tirainya, menemukan kenyataan di dalamnya.

If you love someone, showing is better than telling. And if you don’t love, telling is better than showing.

Until the chance are close, i’ll always try to do this. Although, till now, maybe I still have do nothing.


Ibu, dibalik senyum yg ia tampilkan depan kita, sebenarnya dia menyimpan banyak lelah, penat, dan beban untuk mempersembahkan yg terbaik untuknya.. Ibu hanya ingin kita bisa tersenyum, merasakan manis kehiduoan, bisa sukses dan menjadi orang hebat. Ibu yang saat kau kecil sering kau bangunkan dengan teriakanmu.. Ibu yg saat kau kecil tidak pernah membalas meski kau kotori tangan mereka dengan kotoranmu.. Ibu yang diluar kau lihat tampak marah, tapi sebenarnya ia takut kau salah langkah dan arah..

’Tidak ada kebaikan yg sempurna tanpa kesabaran. Karena kesabaran adalah nafas dari kebaikan. Ketika niat dalam berbuat diluruskan, pertolongan Allah akan selalu datang.’ (Gamal Albinsaid, Dokter Muda penemu Asuransi Sampah)

"Tak lama bersua, tlah lama berpisah. Kau dengan jalanmu, aku dengan jalanku. Perihal waktu mempertemukan kembali, itu bukan kuasaku.Aku masih manusia. Harapan yg buatku meniti tangga hidup, berjerih membuat jejak. Perihal harapan tak sesuai realita, bukanlah urusanku.Realita adalah urusanNya. Urusanku adalah jerihku dan abdiku padaNya. Jika dilain waktu kita tak bertemu, ah, lukisanNya tetaplah indah.Ceritaku ada dalam lukisan indahNya. Biarkan Ia membimbingku. Sinar matamu memang indah, tapi tak mengapa bila bukan untuk kunikmati."

Sulit, mengingat bahwa hidup adalah cermin. Hari ini adalah kemarin. Esok adalah hari ini. Dunia adalah akhirat. Kadang lupa terlampau lupa. Ingat hanya sekelebat.

’Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light.’ (Helen Keller)

’Cinta itu obor, menerangi kegelapan, menuju cahaya. Namun, membakar diri saat kau terlalu larut dalam kegilaannya.’

Dia berdiri disamping lelaki itu. Memegang tangan lelaki itu dengan erat. Sang lelaki berpegangan teguh juga kepada wanita berkerudung putih itu. Perlahan, dengan tertatih, ia coba melangkahkan kakinya. Sakit. Itu yg dia rasakan. Sejenak limbung tubuh sang pria, namun wanita berkerudung itu tetap menggenggam tangannya, sementara tangan lainnya memegang crutch yang akhir-akhir ini terpaksa digunakan sang pria untuk berjalan. Raut wajahnya berusaha meyakinkan lelaki tersebut bahwa janganlah takut, aku bersamamu dan disampingmu. Lelaki tersebut menyeka bulir keringatnya yang jatuh karena kecemasannya. Tampak dari raut wajahnya, ia meneguhkan dirinya. Sekali lagi, ia mencoba melangkahkan kakinya, menyusuri rel kereta di hadapannya. Sang wanita senantiasa menuntunnya. Sembari berharap, sosok disampingnya akan cepat kembali seperti dahulu. Berjalan, dan berlari seperti orang lain. Ia menatap lamat mata pria tersebut, seakan matanya berbicara ’Cepatlah sembuh, Mas..’
Siang hari di rel stasiun Kiaracondong, 11 Februari 2014


Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Arman Zega
AUTHOR
17 Maret 2014 pukul 08.56 delete

aih gile. keren semua. apalagi yg ttg kehidupan. yg di paragraf terakhir juga bagus bgt. kayak fiksi mini gitu

Reply
avatar

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai :) Tinggalkan komentar, saran-saran, kesan dan pesan yang bermanfaat ya!! EmoticonEmoticon